ayooooo yang suka dandan....
kamu pilih yang mana????
https://www.facebook.com/id.oriflame/photos/a.224975900852276.76652.136016563081544/883813398301853/?type=1
anie poenya
belajar untuk mendapat hal yang baru, gak ada yang salah mulai dari nol lagi..
Sabtu, 15 Maret 2014
Kamis, 13 Maret 2014
makalah perawatan luka
MAKALAH
PERAWATAN LUKA
Disusun Oleh :
Afni sarah fauziah
Ani setiowati
Ayu ria septyorini
Dosen pembimbing : Dwi
Afrianti, S. SiT
AKBID
BUNDA AUNI, Villa nusa indah Blok E , No. 1-2.
Telp.
(021) 82403873 fax. (021) 82420366
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Perawatan luka yang merupakan salah satu
tekhnik yang harus dikuasai oleh seorang tenaga medis. Perawatan luka memang
kompetensi yang sejak dulu dipelajari oleh tenaga medis termasuk bidan dalam
kompetensi mandiri dalam proses penyembuhan luka. Perawatan luka dengan tehnik
“moisture balance to promote wound healing berrkembang sejak tahun 1962.
Perkembangannya di Indonesia melaju dengan sangat pesat beberapa tahun terakhir
ini, dari banyak kasus yang ditangani menunjukan peningkatan yang signifikan
pada bertambahnya kualitas hidup pasien
B. TUJUAN
Secara umum Perawatan luka bertujuan untuk
meningkatkan proses penyembuhan luka yang dilakukan oleh seorang bidan atau
perawat, dengan menguasai materi perawatan luka, maka dapat berperan dalam
mengoptimalkan kesembuhan luka pasien tanpa mengurangi prinsip-prinsip
perawatan luka.
Perawatan luka adalah pengkajian luka yang
komprehensif agar dapat menentukan keputusan apa yang akan diambil sesuai
dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk menunjang perawatan luka yang
berkualitas.
PEMBAHASAN
DEFINISI LUKA
Kulit
merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna dalam melindungi diri dari
trauma luar dan masuknya benda asing. Trauma dapat menyebabkan luka pada kulit,
yaitu suatu keadaan terputusnya
kontinuitas jaringan tubuh karena gesekan, tekanan, suhu, infeksi, dan yang
lainnya yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga mengganggu aktivitas
sehari-hari. Dalam bahasa indonesia dikenal dengan kata luka, borok,
koreng, dekubitus, dan lain-lain.
KLASIFIKASI LUKA
a. Luka Berdasarkan
sifat kejadiannya dibedakan menjadi
1.
Luka yang disengaja misalnya terkena radiasi atau
bedah.
2.
Luka tidak disengaja misalnya luka terkena
trauma. Luka yang tidak disengaja bisa dibagi menjadi luka tertutup (jika tidak terjadi robekan) dan luka terbuka (jika terjadi robekan dan kelihatan. Seperti luka abrasi (akibat gesekan), puncture (akibat tusukan), hautration (akibat alat-alat yang
digunakan dalam perawatan luka). Didalam kebidanan yang sering terjadi adalah
luka episiotomi, luka bedah seksio
caesarea atau luka saat persalinan.
b. Luka Berdasarkan
penyebabnya dibagi menjadi luka mekanik dan non mekanik.
Luka
mekanik terdiri atas:
1.
Vulnus
scissum, luka sayat benda tajam. Pinggir lukanya
terihat rapi.
2.
Vulnus
contusum, luka memar akibat cedera pada jaringan
bawah kulit akibat benturan benda tumpul.
3. Vulnus laceratum, luka
robek akibat terkena mesin atau benda
lainnya yang menyebabkan robeknya jaringan rusak dalam.
4. Vulnus punture, luka
tusuk yang kecil dibagian luar (dibagian mulut lukanya) tetapi besar dibagian
dalam luka.
5. Vulnus sclopetorum, luka
tembak akibat tembakan peluru.
6. Vulnus morsum, luka
gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagianluka.
7. Vulnus abrasio, luka
terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai ke pembuluh darah.
Luka
non mekanik terdiri dari luka akibat zat kimia, termik, radiasi, atau serangan
listrik.
c. Luka berdasarkan lamanya proses
penyembuhan luka dibagi menjadi luka akut dan luka kronis
Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai
dengan waktu proses penyembuhan luka, diantaranya luka operasi, luka
kecelakaan, dan luka bakar. Jika penanganan betul dan luka menutup dalam 21
hari maka dikatakan luka akut, jika tidak maka akan jatuh pada luka kronis.
Luka kronis adalah luka yang sulit sembuh
dan fase penyembuhan lukanya mengalami pemanjangan. Misalkan pada luka dengan
dasar luka merah sudah 1 bulan (>21 hari) tidak mau menutup. Diantaranya
luka tekan (dekubitus), luka karena diabetes, luka karena pembuluh darah vena
maupun arteri, luka kanker, luka dehiscene dan abses. salah satu ciri yang khas
yaitu adanya jaringan nekroris (jaringan mati) baik yang berwarna kuning maupun
berwarna hitam.
KONSEP
LEMBAB
Pada tahun 1962 prof. Dr. George D.
Winter melakukan penelitian tentang efektifitas perawatan luka antara perawatan
secara terbuka (kering) dengan perawatan secara tertutup (lembab). Hasilnya
menunjukan bahwa perawatan luka dengan menggunakan konsep tertutup (lembab) dua
kali lebih cepat sembuh dibandingkan dengan perawatan luka terbuka (kering). Lembab
yang harus diciptakan adalah lembab yang seimbang (moisture balance). Hal ini
disebabkan jika lembab yang seimbang tidak tercipta, maka akan terlalu lembab
(basah) yang membuat kulit sekitar luka maserasi atau bahkan kurang lembab
(kering) sehingga proses penyembuhan luka tidak terjadi dengan optimal.
Beberapa keuntungan prinsip moisture
dalam perawatan luka diantaranya:
1.
mencegah luka menjadi
kering dan keras
2.
meningkatkan laju
epitelisasi
3.
menjaga pembentukan
jaringan
4.
meningkatkan
pembentukan jaringan dermis
5.
dapat menurunkan
kejadian infeksi
6.
menurunkan nyeri
7. mudah
digunakan.
PROSES
PENYEMBUHAN LUKA
Secara
fisiologis luka akan sembuh dengan sendirinya karena tubuh dapat melakukan
penyembuhan sendiri yang dikenal dengan istilah wound healing process atau proses penyembuhan luka. Proses
penyembuhan luka terdiri dari beberapa tahap yang terjadi secara tumpang tindih,
artinya sebelum selesai fase pertama sudah masuk fase berikutnya.Proses penyembuhan
luka yaitu:
1. Tahap
inflamasi akut terhadap cedera, berlangsung
selama 0-5 hari Dimulai saat terjadinya luka dan terjadi proses hemostatis yang ditandai dengan
pelepasan histamin dan mediator lain
lebih dari sel-sel yang rusak, disertai proses peradangan dan migrasi sel darah
putih ke daerah yang rusak.tanda-tanda inflamasi disekitar luka antara lain :
kemerahan, hangat, bengkak,dan nyeri.
2. Tahap
destruktif yaitu terjadi
pembersihan jaringan yang mati oleh leukosit, polimorfonuklear dan makrofag.
3. Tahap
poliferatif yaitu pembuluh darah baru diperkuat oleh
jaringan ikat dan menginfiltrasi luka. Berlangsung selama 5-21 hari, penampilan
klinisnya antara lain dasar luka merah cerah (granulasi dengan vaskularisasi
baik), kadang ditemukan bekuan darah, adanya kulit baru (epitelisasi) bewarna
merah muda pada tepi luka.
4. Tahap
maturasi yaitu terjadi repetelisasi, kontruksi luka,
dan organisasi jaringan ikat. fase ini berlangsung selama 21 hari - 2 tahun
dimana luka sudah menutup sempurna pada hari ke-21 dan akan muncul bekas luka
(scar) atau keloid (scar yang menebal) selama proses maturasi berlangsung.
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
Proses
penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
1. Vaskularisasi mempengaruhi
luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik utnuk
pertumbuhan atau perbaikan sel.
2. Anemia, memperlambat
proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang
cukup.
3. Usia, kecepatan
perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia
seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan
sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
4. Penyakit lain, mempengaruhi
proses penyembuhan luka. Seperti diabetes dan ginjal dapat memperlambat proses
penyembuhan luka.
5. Nutrisi, merupakan
unsur pertama dalam membantu perbaikan sel, terutama karena kandungan zat gizi
yang terdapat didalamnya, sebagai contoh vitamin A untuk membantu proses
epitelisasi/penutupan luka dan sintesis kolagen, vitamin B kompleks sebagai
kofaktor pada sistem enzim yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat dan
lainnya.
6. Kegemukan, obat-obatan,
merokok dan stres, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Orang yang terlalu
gemuk, banyak mengkonsumsi obat-obatan, merokok atau stres akan mengalami
proses penyembuhan luka yang lebh lama.
Faktor
yang menghambat penyembuhan luka
1.
Tehnik penanganan luka
yang tidak tepat
2.
Rasa sakit
3.
Adanya penyakit lain
misal : diabetes
4.
Kondisi kesehatan buruk
5.
Kondisi nutrisi buruk
6.
Minum alkohol, merokok
7.
Pemakaian obat-obatan
8.
Sirkulasi tidak lancar
9. Lokasi
luka sering bergerak
PENATALAKSANAAN
PERAWATAN LUKA
Merupakan tindakan untuk merawat luka dan
melakukan pembalutan, hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi silang ( masuk
melalui luka) dan mempercepat proses penyembuhan luka.
Persiapan
alat dan bahan :
·
Pinset anatomi 2
·
Pinset cirurghi 2
·
Gunting luka steril
·
Kom kecil 3
·
Handscoon
·
Gunting plester
·
Perlak dan alas
|
·
kasa steril
·
NaCl 0.9%
·
Betadine 2%
·
Alkohol 70%
·
Kapas penekan /deppers
·
Plester
·
Kapas lidi
·
Tempat sampah basah dan kering
|
Prosedur
kerja :
1.
Persiapan pasien
·
Perkenalkan diri
·
Jelaskan tujuan
·
Jelaskan prosedur
perawatan pada pasien
·
Persetujuan pasien
2. Persiapan alat
3.
Memasang sampiran atau penutup tirai
4.
Mengatur posisi passien senyaman mungkin
5.
Memasang perlak dan pengalasnya dibawah
daerah yang akan dilakukan perawatan
6.
Mengoleskan bagian plester perban dengan baby
oil /minyak kayu putih
7.
Mencuci tangan
8.
Menggunakan handscoon
9.
Buka perban dengan
pinset dan buang pada tempatnya serta kajilah luka bercubitus yang ada
10.
Bersihkan plester dengan
alkohol (bila tidak ada kontra indikasi) arah dari luar ke dalam.
11.
Bersihkan luka dengan
betadine menggunakan kasa
12.
Bersihkan uka dengan
NaCl 0.9% dan keringkan
13.
Olesi luka / kompres
luka dengan betadine 2% (sesuai advis dokter) dan tutup dengan kassa steril
14.
Plester perban dengan
plester
15.
Rapikan pasien
16.
Alat bereskan rendam
peralatan bekas pakai dalam larut klorin 0.5% selama 10 menit
17.
Cuci tangan
18. Catat
kondisi dan perkembangan luka.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pada kulit yang terluka sangat diperlukan
perawatan luka karena bertujuan untuk mencegah infeksi, mencegah bertambahnya
kerusakan jaringan, mempercepat penyembuhan, membersihkan luka, mencegah
peredaran dan mencegah infeksi disekitar luka dan juga membantu passien merasa nyaman
dan mendapatkan kembali fungsi normal.
Luka itu menurut salah satu ahli adalah
terganggunya (disruption) integritas normal dari kulit dan tertutup atau
terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam. Luka itu dibagi
berdasarkan
a.
Berdasarkan tingkat
kontaminasi
b.
Berdasarkan kedalaman
dan luasnya luka
c.
Berdasarkan waktu
penyembuhan luka
B.
SARAN
a.
seorang bidan harus
mengetahui ilmu dan inovasi produk bidan supaya lebih optimal
b.
seorang bidan harus
mengkaji luka dengan benar dan komprehensif
c.
seorang bidan harus
menguasai pengetahuan dan ketrampilan klinis.
DAFTAR PUSTAKA
Arisanty,
irma puspita (2012) Panduan praktis pemilihan balutan luka kronik, Jakarta.
MITRA WACANA MEDIKA
Maryuani,
anik (2013) perawatan luka modern, jakarta. In MEDIA
Hidayat
A.Azis alimul (2008) edisi 2 ketrampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan,
jakarta
Indonesia
Enterostomal Therapy Nurse Association (InETNA) & Tim Perawatan Luka dan
Stoma Rumah Sakit Dharmais. 2004,Perawatan
Luka, Makalah Mandiri, Jakarta
Sheryl Mara Zang &Nellie C. Bailey. 2004. “Manual
Perawatan di Rumah”. Jakarta. Buku kedokteran
Joyce Young Johnson Jean Smith – Temple Patricia Carr. 2005.
“Prosedur Peawatan di Rumah”. Jakarta. Buku kedokteran
Langganan:
Postingan (Atom)